BlogOtive – Kita Out of topic dulu ya masdab, kali ini kita enggak akan membicarakan tentang motor ataupun MotoGP melainkan tentang bahan bakar kendaraan kita, ya meskipun tidak jauh-jauh soal motor karena masih ada keterkaitanya. Begini, Perusahan penyuplai bahan bakar minyak (BBM) milik Negara, Pertamina akan mulai hapus jenis BBM Premium, di hapus secara perlahan dengan sistem rolling (bergantian) penyuplainya, dalam artian dibatasi masdab.. itu kalau menurut sumber salah satu petugas SPBU di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
SPBU Pertamina |
Terpantau hal ini dilakukan Pertamina mulai dari hari Senin (8/8/2016). Beberapa langkah yang dilakukan Pertamina adalah dengan membatasi distribusi Premium, maka perlahan masyarakat akan tahu jika jumlahnya terbatas dan kadang tidak ditemukan di SPBU. Jika BlogOtive amati dan simpulkan dari beberapa pernyataan orang-orang yang berkaitan dengan hal ini, salah satunya pegawai SPBU yang kami jumpai di daerah yang berbeda (meskipun satu provinsi) yakni di kabupaten Gunungkidul dan Sleman, salah satu SPBU di Gunungkidul tidak tersedia, sementara salah satu SPBU di Sleman tersedia, hal itu ternyata karena di rolling masdab..
“Itu karena di rolling [di putar/acak] mas,” kata pegawai SPBU saat admin tanya mengapa sebagian SPBU, bahan bakar Premium sudah tidak ada stock.
Jadi itu upaya Pertamina untuk menghapus Premium namun dengan cara yang halus atau tidak mendadak sambil memberikan sosialisasi dan pemahaman, jadi Premium tetap masih ada namun keberadaannya dibuat tidak merata dan terus bertahap.
Upaya lainya adalah mulai diberlakukanya aturan untuk penjual bensin eceran (Usaha Mikro) dengan tidak bisa membeli Premium, harus Pertalite atau Pertamax. Pembeli bahan bakar yang menggunakan jerigen tidak boleh dilayani pembelian jenis Premium. Upaya kedua ini sepertinya bertujuan untuk memberikan sosialisasi dari lingkup terkecil, otomatis penjual bensin eceran akan memberikan penjelasan kepada pembelinya nanti.
“Sudah tidak bisa membeli mas [ke SPBU],” ujar salah satu penjual bensin eceran yang BlogOtive temui saat admin bertanya tentang keberadaan Premium.
“Lah bagus yang ini toh [Pertalite],” jelas si penjual menjelaskan kepada admin.
“Tadi ada bapak yang minta bensin murni, dikira ini [Pertalite] adalah bensin campuran [campuran bensin dan oli]” katanya, admin kemudian menanggapi dengan candaan, ya emang mirip ya kan sob.
Nah jadi ada yang lucu, jadi ada yang mengira bensin jenis Pertalite yang dijual
adalah bensin campuran, bensin campuran antara Oli samping dan bensin yang biasanya diperuntukkan untuk motor 2 stroke yang tanki Oli samping pada motornya dicopot atau tidak ada/tidak berfungsi. Karena memang Pertalite memiliki warna kebiruan seperti bensin campuran, berbeda dengan Premium yang berwarna kekuningan karena memiliki pewarna dan banyak campuran.
Premium di hapus |
Untuk kita yang belum tahu saja, jadi tujuan Pertamina menghapus Premium ini adalah sebagai program pemerintah dalam meningkatkan kualitas bahan bakar minyak (BBM) dan gas buang Indonesia dengan standar emisi gas buang Euro3, karena Premium itu memiliki gas buang yang buruk masdab dan masih standar Euro2. Selain bahan bakar yang kualitasnya ditingkatkan, Pemerintah juga melakukan standarisasi pada kendaraan, ATPM (Agen tunggal pemegang merek) kendaraan harus membuat produk keluaran baru (mulai pertengahan 2015 lalu) untuk dapat lolos Standar Euro3, dari emisi gas buang maupun suara.. itu yang menjadi alasan Ninja 150 tidak diproduksi lagi (stop produksi) oleh PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI), karena Ninja 150 tidak lolos Euro3.
Indonesia baru akan menginjak standarisasi Euro3 masdab, sementara di Eropa sudah diberlakukan standarisasi yang lebih tinggi yakni Euro4, banyak juga motor produksi lama yang di update untuk menyesuaikan regulasi seperti Yamaha R6 dan ada beberapa motor yang terpaksa harus di Stop Produksi karena pabrikan sudah tidak menyediakan pembaruan seperti yang terjadi pada Honda CBR600R.
Kembali ke topik, Pertalite lebih baik daripada Premium karena mengandung nilai oktan yang lebih tinggi, 90 RON (Research Octane Number) sementara Premium memiliki RON/Oktan 88, Pertalite juga tidak mengandung timbal jadi warnanya lebih jernih, dengan ini kualitas pembakaran dan emisi gas buang Pertalite lebih baik. Untuk yang ingin mengetahui Pertalite lebih banyak silahkan lihat artikel komparasi Pertalite vs Pertamax.
Selain menghapus Premium, Pertamina juga sudah merilis jenis BBM yang kualitasnya paling baik daripada jenis lainya yakni Pertamax Turbo, jika Pertalite (90) adalah penengah Pertamax (92) dan Premium (88), sementara Pertamax Plus (95) diatas Pertamax (92), maka Pertamax Turbo ini diatasnya lagi dengan Oktan 98.
Jadi kesimpulanya Premium dihapus secara perlahan oleh pertamina mulai Senin kemarin sob, lama kelamaan masyarakat akan paham dan mulai terbiasa dengan Pertalite, harganya hanya berselisih sedikit, kualitasnya lebih baik.