Halo masdab dimanapun anda berada, kali ini saya akan sharing sedikit sebuah pengalaman riding yang tidak mengenakkan dikarenakan ulah pengemudi lain yang mungking kurang paham penggunaan Lampu Hazard.
Ya, Banyak sekali pengemudi di jalanan yang sering salah kaprah mengartikan lampu hazard.. kalau sudah salah mengartikan selanjutnya adalah salah penggunaan. Ya seperti pengalaman saya ini masdab..
Sabtu sore hari di bulan November 2017 lalu saat Gunungkidul banjir terkena badai tropis cempaka, ketika melintas di Mijahan setelah SPBU. Trek jalan disana lempeng lurus sekitar 1 kilometeran masdab..
Di Jl Jogja-Wonosari tersebut saya melihat sekitar 3 mobil pribadi didepan saya, ketika itu saya naik motor sama si Black Jack. 3 mobil tersebut jalannya nanggung sekitar 50-60 km-an jadi saya salip karena jalan kosong dari arah berlawanan.
Awalnya saya ragu untuk menyalip, Mobil paling belakang menyalakan lampu Hazard masdab.. disini saya bingung ini memang benar ada masalah apa memang tren penyalahgunaan Hazard nih.. akhirnya saya memutuskan menyalip karena saya pikir memang hanya tren salah yang diikuti dan terus berkembang ini..
Satu mobil tersalip, eh mobil kedua juga pakai lampu hazard masdab.. mobil ketiga juga sama saja menyalakan hazard.. fix mereka kayak turing nih, nah kecepatan motor saya sudah diatas 70 km perjam pada saat menyalip itu..
Nah, kejadianya masdab.. didepan mobil ketiga ada pick-up yang juga tidak beda.. Pickup ini juga menyalakan lampu hazard.. ternyata 4 kendaraan roda empat ini memang jalan barengan masdab.. dan sepertinya mau menyalurkan sembako untuk korban banjir karena pickup-nya sekelebatan saya lihat ada sembakonya..
Parahnya saat sudah menyalip mobil ketiga (mobil sejuta umat/avanza) dan mau nyalip si pickup.. tanpa saya sadari mobil pickup ini mengganti lampunya dari Hazard ke lampu sein kanan masdab.. saya baru sadar ketika tangan sopirnya melambai-lambai.. coba deh bayangkan apa bedanya saat switch hazard ke lampu sein?? dan pickup ini sedikit bergerak ke kanan karena mau belok kanan.. kalau sopir gak ngelambai saya gak tahu masdab..
Apa yang terjadi sama saya masdab? pontang panting jelas… saya langsung ngerem cepat saat itu dan ngubah sein kanan ke kiri untuk kasih indikasi mobil ketiga kalau saya mau ambil kiri karena si pickup ini mau ke kanan, alhamdulillah saya enggak kenapa-kenapa masdab.. motor masih melaju.. tapi ndredek deh.. jadi ceritanya ini saya ketipu Lampu Hazard.. yang bikin saya hampir celaka..
Yang perlu digaris bawahi disini, Penyalahgunaan Lampu Hazard sembarangan itu bikin pengendara lain bingung.. kasusnya paling krusial adalah pengendara dibelakangnya tidak bisa membedakan lampu Hazard dan lampu sein.. seperti yang saya alami.
Paham Enggak sih Gunanya Lampu Hazard?
Padahal kalau mereka tahu Fungsi Lampu Hazard yang sebenar-benarnya hanyalah sebagai tanda darurat, seperti kendaraan tiba-tiba mogok. Tidak untuk hal yang lain, bahkan touring sekalipun.. faktanya di Indonesia lampu hazard malah sering dipakai gagah gagahan!
Touring tidak perlu pakai lampu hazard. Ketika hujan, jalan lurus di perempatan juga tidak perlu pakai lampu Hazard. Pokoknya hazard hanya sebagai isyarat darurat, kalau boleh bilang ini Yellow Flag-nya balapan, dimana pembalap yang tidak terlibat kecelakaan/mogok harus berhati-hati dan enggak boleh menyalip.
Tidak boleh ditiru!
Coba kalau seperti gambar ini, bagaimana cara membedakan mobil yang mogok sama yang enggak? kalau ada yang mogok beneran bisa ketabrak masdab.. padahal sebenarnya hazard memang untuk kondisi darurat seperti mogok.
Sampai saat ini banyak masdab kasus-kasus penyalah gunaan lampu hazard ini, herman saya.. wkwk. sekian dulu sharing untuk kali ini. Jangan lupa share ya!