Kecipratan, itulah kondisi yang terjadi dan dialami pembonceng ketika motor kita tanpa menggunakan Spakbor belakang pada saat musim hujan.. Seperti yang dialami oleh para rider Yamaha R15 v2 dari Thailand ini, nampak tas dam pakaian yang dikenakan boncenger jadi penuh lumpur terkena cipratan dari ban yang kotor. #ArtikelRingan01
Motor tanpa Spakbor belakang |
Tentu bukan hanya di Thailand saja hal seperti ini terjadi, di Indonesia juga sering.. dimana biker biasanya mencopot Rear Fender atau Spakbor Belakang (umumnya kebanyakan motor sport) atau menggantinya dengan part-aksesoris eliminator yang dimana ATPM sekarang sudah ngetren menerapkanya.
Memang keren masdab.. motor yang tanpa ada rear-fender-nya, kesanya racing-look.. jadi seperti motor balap sebut saja yang digunakan untuk kompetisi MotoGP, YZR-M1 yang keren dan tentunya tanpa spakbor belakang, hanya buritan yang meruncing.
Tetapi kalau kejadianya seperti gambar diatas, ingin terlihat keren tapi malah ujung-ujungnya kotor.. level keren pada akhirnya ternodai dan boncenger pastinya gundah gulana.. iya kalau hanya mau riding atau touring saja, tapi kalau niatnya pengen ke sebuah acara yang tertutup? hmm.. bingung pasti cari baju ganti. alhasil.. kalau itu gebetan kita, doi kemungkinan bakalan trauma naik motor kita.. IMHO.
Yang baik untuk menyikapi demikian, untuk admin BlogOtive sendiri ya menyesuaikan musim atau minimal cuaca.. kalau musim hujan mendingan fender di pasang kembali supaya pembonceng aman dari yang namanya terkena cipratan.
Boncenger Kecipratan dan Kotor akibat tidak ada Spakbor belakang |
Kalau seperti itu, bukan hanya boncenger yang rugi.. tetapi pengendara di belakang pasti juga ikut kecipratan kalau ada di jarak yang lumayan dekat.. jangankan fender motorsport yang terkenal lancip dan dimensinya kecil, motor yang punya spakbor gedhe saja terkadang yang di belakang masih sering terkena cipratan air masdab.
Nah.. kalau sudah musim panas, bari kita copot lagi biar keren.. hmm mastab, sekian artikel ringan pada hari ini, BlogOtive akan mengupayakan artikel ringan seperti ini supaya jadi refleksi, mungkin guyon (tertawaan) atau sedikit memberikan pemahaman. Terimakasih!