Motor Sport Fairing tidak bersahabat untuk boncenger, kurang nyaman?

Diposting pada

Motor Sport Fairing tidak bersahanat untuk boncenger , BlogOtive – Kali ini kita bakalan nulis ringan mengenai kendaraan yang buat kita merupakan sebuah kebanggan ketika menungganginya, istilah kerenya ‘Pride’ , yup sebagai pecinta motor admin juga merasakan yang sama. Namun apa yang terjadi apabila rasa bangga itu harus bertentangan dengan apa yang kita tidak inginkan, contohnya membuat boncenger atau orang yang ikut dibonceng bersama kita merasa enggak nyaman.

Hal ini mungkin sering dirasakan oleh Otivers yang motorya memiliki jok yang terpisah (Split seat) antara rider dan boncenger. Umumnya motor Sport atau Motor Fairing, karena hampir semua motor fairing joknya terpisah. Menurut BlogOtive, Pengalaman Pengguna (User Experience) menjadi seorang pembonceng motor fairing sangatlah buruk, kurang nyaman dan serba was-was.

Kurang nyaman, porsi jok sangat kecil dan tipis dan was-wasnya kalau sang rider tingkahnya aneh-aneh, ngebut di jalan atau saat lagi nikung, kalau di ajak knee down atau minimal hanya merebah kecil, apa yang harus diperbuat boncenger? mau meluk dia merunduk, mau pegangan, sama apa? pasrah deh..

Mungkin perasaan kurang nyaman itu juga diraakan oleh cewek ini masdab, diunggah oleh bro Teddy Irawan via salah satu group di Facebook. Cewek ini dibonceng sama Yamaha R15 v2 dimana impresi dari BlogOtive sendiri naiki rasanya nunduk abis dan nungging (pas bonceng). Ketambah lagi Si Cewek ini pakai rok yang semakin menambah ketidaknyamanan-nya.

Bonceng Motor Fairing
Cewek Bonceng Motor Fairing

Motor sport terkesan kurang nyaman untuk boncenger
Motor sport terkesan kurang nyaman untuk boncenger

Tapi sebaliknya, menurut BlogOtive seorang rider yang naik motor fairing punya kepercayaan yang tinggi saat mengendarai motor fairing (apalagi bonceng ceweknya), admin sendiri yang suka motor fairing merasakan hal itu, buat nikung juga lebih gampang karena stang clip-on yang bentuknya menekuk ke belakang itu membuat merebah lebih mudah daripada stang flat (biasanya digunakan motor naked). Kondisi seperti ini sangat berbanding terbalik dengan sang pembonceng.. mungkin boncenger juga merasa lebih pede, tapi masalah kenyamanan dipertanyakan.

Sepertinya motor sport atau motor fairing memang lebih baik digunakan untuk riding sendirian ya? kasian pembonceng kalau ceritanya seperti foto diatas, terlepas dari itu motor sport inspirasinya sepertinya memang dari motor balap (like a MotoGP mungkin), design fairing membuat motor lebih bersahabat dengan angin (aerodinamis), dan apabila model motor seperti ini diterapkan untuk motor jalanan, ya seperti itulah ceritanya..

Itu menurut opini BlogOtive, dilema juga sebagai pecinta motor sport. Mungkin bisa menjadi kesimpulan yang kita ambil pembelajaran untuk kita masdab, kalau motor fairing fungsinya untuk hoby, kebanggaan itu tadi sepertinya cocok deh, tapi kalau untuk bonceng membonceng dirasanya kurang cocok.. mungkin lebih baik pakai matic kali ya?

Tinggalkan Balasan