BLOGOTIVE.COM – Bro, Mantan Pembalap MotoGP yang turun tangga ke Moto2, Sam Lowes dan Tomas Luthi memberikan pandangan Perpedaan Motor Moto2 Triumph dan Honda. Katanya, karakternya lebih mendekati motor MotoGP. Wah menarik..
Moto2 2019 telah berganti supplier mesin, dari mulanya pakai mesin Honda CBR600RR dengan piston 4 silinder menjadi Triumph Daytona 765 3 silinder. Regulasinya-pun baru dengan penerapan Single ECU dari Magneti Marelli agar sama seperti MotoGP.
Praktis para Tim Moto2 hanya murni mendevelop rangka secara bebas, harapan-nya balapan kelas kedua Grand Prix ini menjadi lebih kompetitif, dan harusnya memang begitu karena semua sepadan.. tinggal pintar-pintar pembalap dan tim.
Perbedaan Mesin Moto2 Triumph baru menurut para Pembalap
Setelah dua tes resmi, beberapa pembalap mengeluarkan pendapatnya tentang apa yang dirasakan ketika mengendari motor bermesin baru Triumph.
Mereka adalah mantan pembalap MotoGP yakni Sam Lowes dan Thomas Luthi dan juga Alex Marquez, pembalap Moto2 yang sudah bertahun-tahun naik mesin lawas Honda tersebut.
Sam Lowes “Lebih mirip MotoGP”
Sam Lowes adalah mantan pembalap MotoGP 2017 bersama tim pabrikan Aprilia, tahun ini Lowes bergabung bersama Gresini di Moto2 2019.
Tikungan lebih lambat
“Kecepatan di tikungan lebih lambat daripada mesin Honda, tetapi tikungan keluar (exit corner) dan tikungan masuk (entry corner) sudah lebih cepat,” kata Lowes.
Lebih mirip MotoGP
“Oke, ini bukan MotoGP – itu 130 hp, tetapi ini lebih seperti MotoGP dalam cara anda harus menghentikanya lebih dari yang anda lakukan daripada mesin Honda di Moto2,”
Feel di tikungan keluar lebih ngangkat
“Jujur, ketika semua orang mendapat 40% keluar tikungan pada motor Honda Moto2, mereka akan merasakan keluar dengan rata. Kamu melakukan itu sekarang, kamu akan terangkat [wheelie]. Jadi ini bagus,”
Tenaga lebih besar
“Ini seperti jendala kekuatan bagus dengan tenaga yang sekarang lebih besar, Kamu akan pindah gigi kecil dan melaju. Kamu tidak punya kemiringan untuk membawa putaran mesin.”
Perlu kontrol lebih
“Dengan mesin Honda, kurang lebih semua orang bakalan mengendarai di jalur yang sama, Menggantung dan membawa kecepatan. Sekarang kamu bisa melakukanya, tetapi perlu untuk berhenti baru mulai lagi,”
Bagus sebagai batu loncatan ke MotoGP
“Saya pikir ini bagus untuk berjuang, untuk melaju dan lebih berpeluang menjadi batu loncatan [ke MotoGP]. Untuk para penggemar juga lebih baik, lebih terangkat dan lebih banyak pergerakan di akhir balapan,”
Tomas Luthi “Sepakat dengan Sam Lowes,”
Tomas Luthi adalah pembalap Marc VDS Honda di MotoGP 2018 dan sekarang bergabung bersaama tim Dynavolt Intact di Moto2 2019.
Kecepatan di tikungan lambat
“Sekarang saya kembali dan sekaligus berpikir, ‘Moto2 akan lebih dekat dengan MotoGP’, tetapi kamu masih butuh kecepatan di tikungan jika dibanding motor-motor besar,”
Lebih banyak torsi
“Saya pikir ini saat yang tepat untuk kembali ke kelas ini karena pasti, ya itu masih Moto2 tapi setidaknya itu bukan mesin 600 cc dan ada banyak torsi pada mesin Triumph ini di tikungan,”
“Saya benar-benar terkesan dengan mesin-nya,”
Sepakat dengan komentar Sam Lowes
“Saya hanya berbicara dengan Sam [Lowes] dan dia mengatakan hal yang sama. Ini cukup sulit untuk mengontrol motor, ada cukup banyak torsi di putaran bawah, di tikungan keluar, tetapi jika sudah dipuncak itu sangat sulit karena anda harus lebih halus dan hati-hati.”
Perlu mengontrol gas lebih halus
“Saya pikir itu sebabnya kami melihat beberapa sisi tinggi. Karena sangat sulit untuk dikendalikan, anda harus tenang dan harus halus mengatur gas. Ini masih baru dan kami harus menemukan cara mengendarai dengan benar untuk dapat mengontrol lebih baik,”
Alex Marquez “Butuh Penyesuaian,”
Alex Marquez memang belum pernah menangani motor MotoGP secara full season seperti Lowes dan Luthi, tetapi Alex sudah punya banyak pengalaman mencoba mesin lama Honda. Musim depan, adik Marc Marquez ini masih bersama Marc VDS dan catatkan musim kelimanya.
Torsi sangat besar
“Torsi motor ini [Triumph] sangat besar, sangat lebih besar daripada mesin Honda. Gaya berkendara telah banyak dirubah,”
Mirip gaya MotoGP
“Ini bagus karena seperti gaya MotoGP. Mencoba untuk menghentikan motor, mengelilingi tikungan tapi juga berfikir tikungan keluar,”
Alex perlu penyesuaian
“Saya perlu meningkatkan [kemampuan] lebih karena saya sudah di Moto2 bertahun-tahun dengan mesin Honda, lalu saya punya masalah soal perubahan-nya, tapi langkah demi langkah kita kita lalui dengan baik,”
Menurut Alex, Semua pembalap Moto2 bakal senang
“Terakhir, saya pikir ini akan lebih baik untuk semua orang dan untuk kelas Moto2 untuk punya gaya berkendara baru. Saya rasa semua orang tersenyum dalam raut mukanya.”
Sumber: Crash.net dirjemahkan secara bebas oleh BlogOtive.. hehe.
Tiga pembalap yang mengeluarkan komentarnya sudah punya pengalaman naik Moto2 mesin Honda dan kelas MotoGP, hanya untuk Alex tidak full season.
Menurut komentar mereka, banyak yang bilang kalau mereka merasakan Torsi yang lebih besar tapi sedikit lambat di tikungan, power mesin besar dan lebih sulit dikendalikan. Menarik untuk menunggu seperti apa aksi-aksi mereka, semoga memang lebih kencang saja daripada mesin Moto2 lama.. (Hendri)